Selasa, 30 Oktober 2012

Ingatkah, Saudaraku?


Saudaraku…
Aku merindukanmu
Saudaraku sudah lama kita tak berjumpa…
Terasa hampa hati ini…
Tiada senyuman yang hadir di hati ini…
Senyuman dari saudara yang biasanya saling menyemangati di jalan-NYA
Lupakah kau saudaraku???
Betapa sulitnya usahamu untuk meraihku masuk ke jalan ini?
Lupakah kau saudaraku???
Betapa beratnya usahamu agar membuatku benar-benar menjatuhkan pilihanku di jalan ini?
Lupakah kau saudaraku???
Perhatianmu padaku untuk mengingatkanku ketika diriku mulai geser ke tepi jalan indah ini?
Saudaraku…
Tidakkah kau merasa sudah sangat besar tenaga yang telah kau kerahkan untuk melakukan itu semua?
Kau berusaha untuk mengikatku erat-erat dalam indah ini ketika diriku masih goyah,
Walaupun sekarang diriku kau nilai mampu berdiri sendiri,
diriku berikrar untuk memilih jalan ini, hatiku sudah di jalan ini…
Namun aku tetap memerlukan kehadiranmu…
Saudaraku…
Sekarang ku berada di tempat asing…
Ku melihat banyak orang2 seperti saudaraku…
Tapi mengapa mereka tidak mengenaliku?
Kucoba mendekat tapi juga tetap asing?
Kau saudaraku?
Apa hanya bayangan orang-orang yang seperti saudaraku?
Kupanggil saudaraku yang dulu, tapi tidak ada jawaban dari mereka…apakah suaraku kurang keras ketika memanggilmu?
Apakah jarak kita terlalu jauh?
Apakah banyak amanahmu sehingga panggilanku kau tangguhkan?
Apakah? Apakah? Apakah? Apakah…?
Allah…
Aku memerlukan saudaraku…
Tolong bantu aku untuk memanggilnya?
Tolong sampaikan aku sendirian di sini?
Allah….
Karena saudaraku masih belum bisa menemaniku, kumohon jangan KAU tinggalkan aku juga…
Allah…
Ku yakin ENGKAU akan mempertemukan kami…
Saudaraku…
Aku tidak akan mengecewakanmu… :)


Curhatan dari salah seorang saudara kita,,,pernahkah kita merasakan hal yang sama, wahai Saudaraku??


Selasa, 29 Mei 2012

MENGUKIR SENJA

Kulukis cinta dalam rengkuh-Nya
Berbalut kasih semester-Nya
Kuingin Dia yang menyapa
Memanggilku saat senjaku tiba
Tenangnya hati dalam peluk-Nya
Meski berat, sesak dalam dada
Kurindu tangis, sendu menyapa-Nya
Berlinang air yang segar menggelegar
Jiwa ini sepi tanpa cinta-Nya
Jiwa ini rapuh tanpa kasih-Nya
Kurindu Ia dalam setiap detik-Nya
Kurindu Ia dalam sapaan angin-Nya
Lemah, raga ini lelah
Lelah akan semua kelelahan yang mendera
Bukan aku tak ingin lelah
Hanya aku lelah merasa lelah
Ku ingin kuat menopang kelelahan jiwa
Dalam sendu yang tak jua reda
Rapuh, sungguh rapuh
Hanya badan yang mesti bangkit
Raga yang melulu menopang mesti bangkit
Walau jiwa tak lagi mengernyit
Raga ini mesti dan harus bangkit melejit
Sungguh, kata tak ubahnya kata
Jikalau diri tak lagi menyadari
Makna kata dalam jiwa
Makna kata dalam do’a
Hingga tak mampu lagi keluar
Sungguh, kata sebatas kata
Sampai raga meraga mengubahnya
Sampai diri terbangun
dari mimpi indah yang melelahkan jiwa